Breaking News

Gudang Garam Tertekan: Laba Anjlok, Saham Terkoreksi Tajam


Nagekeo, 27 Juni 2025 — PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menghadapi tekanan besar di tengah pelemahan kinerja keuangan dan koreksi tajam harga saham. Emiten rokok nasional ini tercatat mengalami penurunan laba bersih hingga 82 persen pada kuartal I 2025, dari sebelumnya Rp5,32 triliun menjadi hanya Rp980,8 miliar.

Penurunan ini terekam dalam laporan keuangan konsolidasi terbaru yang menunjukkan koreksi signifikan pada pendapatan dan profitabilitas. Pendapatan Gudang Garam dilaporkan turun 12 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, rasio profitabilitas utama seperti Return on Equity (ROE) dan Return on Capital (ROC) masing-masing turun ke bawah 3 persen dan 1 persen.

Di pasar modal, harga saham GGRM kini diperdagangkan di kisaran Rp9.650 per lembar, merosot lebih dari 50 persen dalam setahun terakhir. Penurunan beruntun tersebut dinilai mencerminkan menurunnya kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

“Tren ini bukan sekadar perlambatan musiman. Kami melihat adanya tekanan struktural yang belum direspons dengan strategi bisnis baru yang cukup kuat,” ujar seorang analis dari lembaga riset pasar modal di Jakarta.

Selain faktor internal, tekanan eksternal dari industri juga kian nyata. Kenaikan tarif cukai, kampanye antirokok, serta regulasi ketat membatasi ruang pertumbuhan industri tembakau di Indonesia. Pergeseran preferensi konsumen, terutama generasi muda yang cenderung beralih ke produk alternatif, turut memperkecil ceruk pasar rokok konvensional.

Valuasi Gudang Garam juga dinilai tidak lagi mencerminkan kondisi fundamental. Rasio harga terhadap laba (Price to Earnings ratio/PER) perusahaan saat ini berada di angka 35 kali, tergolong tinggi untuk sektor manufaktur dengan tren laba menurun.

Sejumlah analis memperkirakan adanya potensi rebound teknikal dalam jangka pendek, namun pergerakan itu dinilai sebagai kenaikan semu (dead cat bounce) dan bukan pemulihan yang berkelanjutan.

Dengan minimnya diversifikasi usaha dan absennya langkah transformasi besar, keberlanjutan bisnis Gudang Garam kini menjadi sorotan utama. Tanpa pembaruan strategi dan ekspansi ke sektor-sektor yang lebih adaptif, prospek perusahaan dinilai akan semakin tertekan di masa mendatang.

(James)

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id