Breaking News

Bayu Iskandar Dinata Cicit Sakera Sagiman

Oleh: Hamid Nabhan

   Postur tubuhnya tinggi besar dan sangat ramah dia adalah Bayu Iskandar Dinata atau lebih dikenal dengan nama Abdullah bin Suroto Bawazier, ia merupakan cicit dari tokoh pembela kaum buruh Sakera Sagiman. 

   Bayu begitu lancar dan detail menceritakan asal-usul kakeknya, sekali-kali menunjukkan bukti-bukti yang cukup otentik ketika menceritakan asal-usul nya, sekali-kali Bayu menelpon kerabatnya yang berada di Pulau Madura untuk memastikan ceritanya. 

   Bayu menjelaskan bahwa ayah Sakera bernama Abdullah Bawazier yang mempunyai Anak Umar Bawazier yang lebih dikenal dengan nama Sakera Sagiman yang berdarah Arab-Madura.  Sakera beristri jujuk seorang wanita berdarah Madura, dari hasil perkawinan ini mempunyai beberapa anak dan hanya dua yang hidup sampai dewasa yaitu Yasin Bawazier dan Yusuf Bawazier.  Yusuf lahir di Pamekasan menikah dengan Sukarsi seorang gadis Madura berdarah ningrat asal dari desa Asem kecamatan Pademawu, Pamekasan.  Dari hasil perkawinan ini Yusuf dikaruniai 15 anak tapi yang hidup hanya 4 anak yaitu Suradji Bawazier, Suroto Bawazier yang merupakan ayah saya, Sukirman Bawazier, dan Suwono Bawazier.  Kakek memberi nama anak-anaknya dengan nama lokal untuk menghindari pengejaran dan sentimen penjajahan saat itu. 

   Suroto adalah ayah saya yang menikahi Sulipa seorang perempuan berdarah Madura-Banten yang melahirkan dua anak yaitu saya sendiri Abdullah Bawazier atau saya sering dipanggil dengan nama Bayu dan satu lagi saudara saya adalah Megawati Bawazier.  Jadi saya merupakan cicit dari Sakera Sagiman jadi kalau diurut nama saya Bayu bin Suroto bin Yusuf bin Umar Bawazier (Sakera  Sagiman). 

   Kakek saya Yusuf Bawazier yang merupakan anak dari Sakera adalah seorang pedagang yang juga sebagai veteran yang pernah dipenjarakan oleh Belanda di Tanggul, sang kakek Yusuf Bawazier pernah disiksa hingga tulang rusuknya patah, beberapa tahun setelah Yusuf di bebaskan dari penjara, dengan kondisi sakit-sakitan karena siksaan di penjara beberapa tahun kemudian ia meninggal dunia . 

   Saya sendiri lahir di Kecamatan Balung Jember pada tanggal 31 Agustus 1981.  Saat itu ayah saya Suroto bin Yusuf Bawazier sedang dinas di PU Pengairan Jember sebagai kepala dinas.  Ayah saya Suroto lahir di Tanggul, Jember adalah sosok yang tinggi besar dan memang kami dari keluarga yang berpostur tinggi, ayah adalah seorang nasionalis tulen, sosok yang penyabar dan berjiwa pendidik yang selalu berpesan kepada saya untuk sabar dalam menghadapi permasalahan, hal ini bisa saya mengerti karena tempramen dari keluarga saya sangat keras. 

   Saya mempunyai silsilah yang lengkap dan semuanya otentik, karenanya siapapun yang ingin tahu lebih banyak tentang kebenaran dari yang saya sampaikan ini silakan untuk datang atau bisa menghubungi saya lewat telpon pribadi saya 081231683609  pasti akan saya jelaskan secara detail dan akan saya tunjukkan silsilah keluarga baik dari darah  Madura maupun dari silsilah peranakan Arabnya, sehingga tidak terjadi carut marut dalam penulisan sejarah, seperti yang selama ini dikatakan Sakera sebagai peminum, ini tentu tidak benar karena kami turun temurun menjaga nama baik keluarga berdasarkan ajaran moral dari agama yang kami anut tutur Bayu mengakhiri pembicaraannya. *

*Hasil wawancara dengan Bayu Iskandar Dinata pada tanggal 21 februari 2025 pukul 16.00 sampai pukul 18.00 WIB di Surabaya.

(Red)

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id