Jakarta - mgn.id. 23 November 2025. Polemik mengenai usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, kembali menjadi sorotan publik. Menjawab tingginya perhatian masyarakat, program Good Morning Obsesi di RPK FM 96.3 menggelar diskusi akademik bertajuk “Menolak atau Menerima? Diskursus Akademik tentang Soeharto sebagai Pahlawan Nasional” pada Senin (23/11), pukul 09.00–10.00 WIB.
Acara yang berlangsung di Studio RPK FM, Jl. Dewi Sartika, Jakarta Timur, menghadirkan dua narasumber, yakni Suwidodo, Sekretaris Daerah PEWARNA Indonesia Provinsi DKI Jakarta, dan Jonny K. Sirait, A.MTru., C.Med., CH., S.I.Kom., M.Th., seorang mediator dan advokat. Diskusi dipandu oleh host Thony Ermando dari Pewarna Indonesia.
Dalam dialog tersebut, para narasumber membahas secara berimbang argumen kelompok yang menolak maupun menerima usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto. Kelompok penolak menyoroti catatan pelanggaran HAM, praktik otoritarianisme, dan kasus KKN pada masa Orde Baru. Sementara pendukung melihat Soeharto sebagai tokoh stabilitas politik, pembangunan ekonomi, serta modernisasi birokrasi dan militer.
Suwidodo menilai bahwa diskursus mengenai Soeharto merupakan bagian dari refleksi bangsa dalam membaca sejarah secara jujur. “Perdebatan ini wajar dan sehat. Yang penting adalah memahami rekam jejak secara utuh, bukan hanya satu sisi,” ujarnya.
Sementara itu, Jonny K. Sirait menegaskan bahwa gelar pahlawan harus selaras dengan nilai moral yang ingin diwariskan bangsa. “Kepahlawanan tidak hanya soal jasa, tetapi juga integritas dan penghargaan terhadap martabat manusia,” kata Jonny.
Diskusi juga menyinggung aspek historiografi dan politik memori, mengingat narasi tentang Soeharto masih terbelah antara nostalgia pembangunan dan kritik terhadap otoritarianisme. RPK FM menilai bahwa ruang dialog semacam ini penting agar publik mendapatkan perspektif yang lebih obyektif.
RPK FM 96.3 berkomitmen terus menghadirkan diskusi edukatif mengenai isu-isu kebangsaan, termasuk perdebatan tentang tokoh-tokoh sejarah dan nilai yang hendak ditegakkan bangsa melalui pengakuan kepahlawanan.
Dengan beragam sudut pandang yang muncul, perdebatan mengenai kelayakan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional menunjukkan bahwa bangsa ini masih terus berproses memahami sejarah dan nilai-nilai yang ingin dijunjungnya. Melalui ruang dialog seperti yang dihadirkan RPK FM, publik diharapkan dapat melihat persoalan ini secara lebih jernih dan proporsional. Pada akhirnya, pemaknaan sejarah adalah milik seluruh bangsa, dan diskusinya akan selalu relevan selama Indonesia terus bergerak maju.
(Red)



Social Header