Bojonegoro, Jawa Timur - Metroglobalnews.id - Bagi Kimien, sepeda bukan sekadar alat transportasi, melainkan bagian penting dari kehidupannya. Pria asal Bojonegoro ini dikenal sebagai seorang penggemar berat olahraga bersepeda. Setiap hari, tanpa pernah terlewat, ia selalu mengayuh sepedanya sejauh minimal 60 kilometer.
"Rasanya ada yang kurang kalau sehari saja tidak bersepeda. Selain menjaga tubuh tetap sehat, ini juga membuat saya lebih menikmati suasana alam sekitar," ujar Kimien saat ditemui di salah satu rute favoritnya.
Tak hanya rutin bersepeda, Kimien juga aktif mengikuti berbagai perlombaan sepeda, terutama di tingkat daerah maupun nasional. Bagi Kimien, ajang perlombaan bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga kesempatan untuk menjalin persahabatan dengan sesama penggemar sepeda.
Salah satu sahabat dekat Kimien adalah Hantono, seorang pesepeda asal Cepu, Ketapang, yang dikenal sebagai kota minyak di Jawa Tengah. Meski tinggal di provinsi berbeda, keduanya sering bertemu di berbagai acara balap sepeda. Mereka bahkan kerap berbagi pengalaman tentang rute-rute menarik dan teknik bersepeda yang efektif.
"Kimien itu sangat disiplin. Dia tidak hanya sekadar bersepeda, tapi benar-benar menjadikannya gaya hidup. Itu yang membuat saya sangat mengaguminya," kata Hantono.
Kimien berharap hobi bersepedanya dapat menginspirasi masyarakat untuk menjaga kesehatan dan peduli terhadap lingkungan. "Dengan bersepeda, kita bisa mengurangi polusi, menjaga tubuh tetap bugar, sekaligus menikmati keindahan sekitar. Saya yakin, siapa pun bisa mencintai olahraga ini," tutupnya dengan semangat.
Kisah Kimien dan persahabatannya dengan Hantono menjadi bukti bahwa olahraga dapat menyatukan siapa saja, melampaui batas wilayah dan latar belakang beliau..
Mengenang Sosok Mbah Kimien, Alumnus SMP Katolik St. Louis Cepu Tahun 1977
Sosok Mbah Kimien, seorang alumnus SMP Katolik St. Louis Cepu tahun 1977, dikenal sebagai pribadi yang sangat baik, pemurah hati, dan selalu ramah terhadap siapa saja. Semasa sekolah, beliau aktif bergaul dengan teman-teman dari berbagai latar belakang. Senyumnya yang murah menjadi ciri khas yang selalu diingat oleh orang-orang yang mengenalnya.
Teman-teman seangkatannya mengenang Mbah Kimien sebagai sosok yang selalu siap membantu tanpa pamrih. “Dulu, beliau sering membantu teman yang kesulitan dalam pelajaran, terutama matematika. Meskipun bukan pelajaran favoritnya, beliau tetap mencoba membantu semampunya,” ungkap salah seorang temannya.
Selain murah hati, Mbah Kimien juga dikenal aktif di berbagai kegiatan sekolah. Baik dalam kegiatan keagamaan, seni, maupun olahraga, beliau selalu menunjukkan semangat yang tinggi. Hal ini membuatnya menjadi figur yang disegani sekaligus dicintai oleh guru dan teman-temannya.
Kini, meskipun telah berusia senja, Mbah Kimien tetap dikenal sebagai sosok yang tidak berubah. Warga sekitar sering memuji kebaikan hatinya yang tetap melekat hingga saat ini. “Beliau selalu memberikan contoh teladan dalam kehidupan sehari-hari. Senyumnya masih seperti dulu, tidak pernah berubah,” ujar seorang tetangga.
Keberadaan Mbah Kimien yang selalu menginspirasi menjadi bukti bahwa kebaikan hati dan kerendahan diri adalah warisan terbaik yang dapat dikenang oleh banyak orang. Semoga cerita ini dapat menjadi motivasi bagi generasi muda untuk meneladani sifat-sifat positif dari sosok seperti Mbah Kimien.
Jurnalis :Suwidodo
Social Header