Breaking News

Mengenal Faradj Bin Said Awad Martak sosok dibalik Rumah Proklamasi. Oleh: Hamid Nabhan

 


Metroglobalnews.com. Berbagai macam cara yang dilakukan untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus, salah satu diantaranya adalah bagaimana kita mengenang jasa-jasa dan sumbangsih para tokoh dibalik lahirnya kemerdekaan tersebut. 

Salah satu jasa dan sumbangsih tokoh dibalik kemerdekaan Indonesia yang tak bisa kita pandang sebelah mata adalah jasa seorang Faradj bin Said Awad Martak yang biasa dipanggil Faradj Martak.
Faradj Martak lahir di Hadhramaut, Yaman pada tahun 1897 merupakan saudagar yang kaya raya, seorang dermawan yang memiliki jiwa nasionalis yang sangat tinggi. Faradj Martak yang mewakili NV Alegemeene Import-Export en Handel Martak-Badjened, mempunyai hubungan yang erat dengan Ir. Soekarno dan tak terbilang dari harta kekayaannya yang dihibahkan untuk perjuangan negara Indonesia yang dicintainya, baik berupa uang tunai maupun gedung-gedung yang dihibahkan kepada negeri Indonesia yang dicintainya.

Salah satu rumah yang dihibahkan adalah rumah yang sangat bersejarah, rumah ini tak bisa dipisahkan dengan sejarah yang menyangkut kemerdekaan Republik Indonesia, karena dirumah inilah tempat dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, yang terletak di jalan Pegangsaan Timur no 56 Cikini, Menteng Jakarta Pusat (sekarang menjadi jalan Proklamasi), yang konon ceritanya rumah tersebut memiliki luas sekitar 10.000 m2.
Bukti otentik surat ucapan terima kasih negara atas hibah tersebut dikeluarkan oleh Mentri Pekerjaan Umum Ir. Menanti Sitompul. Di dalam surat ini terdapat tanda tangan dan stempel resmi Kementrian Pekerjaan Umum , surat ini berbunyi "Dengan jalan ini maka pemerintah RI menyatakan ucapan terima kasih serta menyatakan penghargaan kepada saudara Faradj bin Said Awad Martak di Jakarta, yang telah membantu pemerintah tersebut dalam usahanya "MEMBELI" beberapa gedung di Jakarta, antara lain Gedung Pegangsaan Timur 56, gedung mana untuk pemerintah sangat besar harganya berhubung dengan sejarah kelahiran Republil Indonesia".



Di samping itu darah perjuangan serta nasionalis sejati dari Faradj Martak nampaknya menurun pada salah satu keponakan nya yaitu Yusuf Muhammad Martak yang kalau tidak salah saat ini menjabat sebagai ketua umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF). Faradj ternyata memiliki banyak bangunan lain yang dihibahkan kepada Negara Indonesia diantaranya pembangunan Masjid Al-Azhar Jakarta, Gedung Jago di Semarang, Hotel Borobudur di Jogjakarta dan juga banyak bangunan-bangunan lain yang tak bisa disebutkan satu persatu bahkan hingga saat ini masih di pergunakan untuk kepentingan negara.
17 hari setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 3 September 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk satu badan Palang Merah Nasional, dan pada saat itu Faradj Martak yang mempunyai hubungan sangat erat dengan Presiden Soekarno tampil terdepan sebagai donatur terbesar untuk membantu berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI) dan peristiwa ini hampir tak pernah disebut dalam proses sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia.


Inilah sekelumit kisah kedermawanan seorang Faradj Martak sebagai donatur kemerdekaan, yang sangat berjasa dalam proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id