Breaking News

Jejak Perjuangan Armenia di Paris Oleh: Hamid Nabhan

 


Berjalan di taman-taman yang indah di kota Paris yang selalu dihiasi patung-patung yang menawan, disamping menjadikan pelengkap keindahan estetik sebuah taman itu sendiri, patung-patung itu mempunyai sejarahnya masing-masing. Di sepanjang taman yang di sebut Jardin d'Erevan yang terletak di Cours Albert di Arondisemen ke 8 berdiri berjejer patung-patung dengan keindahan estetik yang tinggi digarap oleh seniman-seniman ternama.
Salah satu patung yang berdiri tegap menggambarkan seorang rahib yang merangkap musisi terkenal asal Armenia yaitu Komitas. Komitas awalnya bernama Soghomon Soghomonian, saat di tahbiskan menjadi pendeta berganti nama menjadi Komitas.
Disamping menjadi seorang pendeta ia ahli dalam bidang musik, penulis Himne, komposer, aransmen, penyanyi yang dianggap sebagai pendiri sekolah musik nasional Armenia, juga diakui sebagai salah satu pelopor Etnomusikologi.

Lahir di Kuhtaya Turkey pada tanggal 8 Oktober 1869. Komitas berjasa mengumpulkan lagu-lagu rakyat Armenia dan juga musik tradisional lainnya seperti musik Kurdi, yang disalin ulang dan berhasil diabadikannya. Komitas dianggap sebagai penyelamat warisan Armenia. Komitas meninggal di Villejuif Perancis pada 22 Oktober 1935 pada usia 66 tahun.
Patung yang berdiri disamping sungai Albert setinggi 6 meter yang meliputi alas 2 meter dengan badan patung setinggi 4 meter, terbuat dari perunggu. Dirancang oleh arsitek dan Seniman terkenal Armenia David Erevantzi, diresmikan pada tanggal 24 April 2003, di hadiri oleh walikota Paris Bertrand Delanoe.
Tertulis di prasasti monumen itu, yang berbunyi "Penghormatan kepada komposer, ahli musik Komitas dan 1,5 juta korban Genosida Armenia di Kekaisaran Ottoman pada tahun 1915"
Pada tanggal 30 Agustus 2020 di saat terjadi pandemi, monumen ini di rusak dengan coretan tulisan "C'est faux" (Ini bohong) dan tulisan ini langsung dihapus.

Melihat jalan cerita sejarahnya pemerintah Turkey menganggap konflik Turkey-Armenia adalah pemberitaan sepihak dan menyangkal keras tuduhan-tuduhan genosida tersebut, tapi saya tidak ingin larut dalam cerita-cerita yang berbau politik.
Saya berdiri lama untuk memperhatikan patung Komitas. Patung ini begitu sederhana dan banyak menyimpan cerita tentang hal-hal yang sangat rumit, kali ini saya mengamini apa yang pernah dikatakan penyair Amerika-Jerman Henry Charles Bukowski (1920-1994) yang mengatakan "seorang intelektual mengatakan hal-hal yang sederhana dengan cara yang sulit, seorang seniman mengatakan hal-hal yang sulit dengan cara yang sederhana".

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id