Oleh: Hamid Nabhan
Masa kanak-kanak adalah masa paling indah dan tak akan pernah terulang kembali, masa-masa dimana kita tidak memiliki beban dalam hidup, kita bebas bermain, tertawa bersama teman-teman di sekolah maupun teman-teman di dekat rumah.
Memang dunia anak-anak adalah dunia yang simple, namun dunia anak-anak sangat penuh dengan warna dan ingatan yang melekat kuat dalam kenangan.
Julian Barnet seorang penulis asal Inggris mengatakan "kenangan masa kecil adalah mimpi yang tinggal bersamamu setelah kamu bangun". Kenangan di masa kecil itu bisa berhubungan dengan persahabatan, bisa juga tentang cerita para guru yang mengajar kita, bahkan tak kalah menarik adalah kenangan tentang jajanan yang kita beli semasa kita duduk di bangku sekolah dasar.
Nah bila kita berbicara tentang jajanan di masa lalu tak afdol bila kita tidak berbicara tentang es krim, makanan yang manis yang sangat digemari semua usia lebih-lebih oleh anak-anak.
Saya menghabiskan masa kanak-kanak di daerah Ampel Surabaya, di daerah Ampel dan sekitarnya di tahun-tahun 90 an ke bawah orang pasti tahu dan ingat ada penjual es krim yang berkeliling memasuki kampung-kampung di daerah Ampel dan sekitarnya. Ada dua penjual es Krim yang di dorong dengan roda dan bisa saya katakan sebagai es krim yang tak terlupakan yang menjadi favorit ratusan anak-anak saat itu. Yang pertama adalah es krim Nam Sin es ini berbentuk blok yang sudah dikemas rapi dalam bungkus kertas dan rasanya sangat aduhai, lebih-lebih es coklatnya yang rasanya tak bisa terlupakan.
Dan yang kedua adalah es krim Bon-Bon yang saya juluki sebagai es krim legendaris, penjualnya seorang pria bertopi ala Mexico dan berkumis tebal melengkung, saya dan teman-teman menyebutnya sebagai 'pak kumis'.
Pak kumis berwajah agak seram namun sesungguhnya orangnya baik. Es krim yang dijualnya berbentuk blok panjang lalu dipotong sesuai dengan jumlah uang yang kita sodorkan.
Es krim Bon-Bon ini memiliki bermacam rasa seperti durian dan coklat yang memiliki rasa yang sangat lezat dan membuat kangen bagi mereka yang telah mencobanya. Disini saya bisa mengatakan masa kanak-kanak, kebahagiaan, dan es krim adalah tiga hal yang tak bisa kita pisahkan.
Es Bon-Bon ini bertahan lebih lama dibanding dengan es krim Nam Sin, di pertengahan tahun 2000 an es Bon-Bon masih terlihat lewat di jalan KHM Mansyur dan sempat saya abadikan dalam sebuah foto, tapi setelah itu pak kumis dengan es Bon-Bonnya sudah menjadi kenangan, karena sudah tak terlihat lagi.
Ya... Kadang ada kerinduan akan dunia kanak-kanak yang tanpa beban itu, mungkin saat-saat itu beban terberat yang saya rasakan adalah mengerjakan PR yang bertumpuk-tumpuk.
Social Header