Breaking News

Kota Mbay Cup 2025: Sepak Bola sebagai Jembatan Persaudaraan dan Ruang Inklusi Sosial


Mbay, Nagekeo – mgn.id. Di tengah meningkatnya dinamika sosial dan tantangan kebhinekaan, empat lurah di Kecamatan Aesesa menggagas sebuah langkah sederhana namun bermakna: menyelenggarakan turnamen sepak bola Kota Mbay Cup 2025 sebagai medium mempererat persaudaraan dan menumbuhkan solidaritas lintas komunitas.

Gagasan tersebut mencuat dalam pertemuan terbuka yang berlangsung pada Sabtu (27/7/2025) di Plat EB Café, Kelurahan Danga. Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh kelurahan, perwakilan pemuda, komunitas olahraga, serta warga dari berbagai latar belakang sosial.

Empat pemimpin kelurahan yang berada di balik inisiatif ini adalah Yohanes Lado (Lurah Danga), Agustinus Tona (Lurah Lape), Frumensius Dhae Wea (Lurah Mbay I), dan Andrianus Dhema (Lurah Dhawe). Keempatnya memandang bahwa sepak bola, sebagai olahraga paling populer dan merakyat, memiliki kekuatan unik dalam menyatukan masyarakat yang plural.

“Ini bukan semata tentang siapa yang menang atau siapa yang kalah. Ini tentang siapa yang sanggup merawat persaudaraan. Sepak bola adalah jembatan, dan Kota Mbay Cup adalah ruang kita saling bertemu dan tumbuh bersama,” ujar Yohanes Lado dalam sambutannya.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Panitia Kota Mbay Cup, Kanis Laking, secara resmi membuka forum dan memimpin pembentukan kepanitiaan. Proses itu berlangsung dalam suasana dialogis dan partisipatif, mencerminkan semangat gotong royong dan keterbukaan. Panitia yang terbentuk terdiri dari lintas unsur: tokoh adat, pemuda, relawan, hingga pegiat seni dan olahraga.

Para inisiator menekankan bahwa turnamen ini dirancang bukan sekadar sebagai ajang kompetisi antar tim kelurahan, melainkan sebagai wahana membangun kesadaran kolektif warga tentang pentingnya hidup bersama dalam perbedaan. Kota Mbay Cup diharapkan menjadi agenda tahunan yang berkelanjutan dan bertransformasi menjadi gerakan sosial-kebudayaan berbasis olahraga.

Lebih jauh, inisiatif ini juga dipandang sebagai simbol perubahan paradigma kepemimpinan di tingkat lokal. Jika sebelumnya pendekatan birokratis kerap mendominasi ruang pelayanan publik, kini lahir sebuah pendekatan kolaboratif dimana pemimpin hadir bukan hanya sebagai pengarah, melainkan sebagai penggerak dan mitra masyarakat.

“Turnamen ini tidak hanya akan menyuguhkan pertandingan sepak bola, tetapi juga menyuarakan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan inklusi. Lapangan menjadi ruang temu antarwarga, tempat nilai kemanusiaan tumbuh tanpa sekat,” kata Frumensius Dhae Wea, Lurah Mbay I.

Sebagai langkah awal, panitia akan mulai menyusun teknis pelaksanaan, termasuk waktu pertandingan, mekanisme pendaftaran tim, serta penggalangan dukungan dari para mitra dan sponsor lokal. Selain itu, akan disertakan pula kegiatan pendukung seperti panggung budaya, bazar UMKM, dan kampanye sosial seputar sportivitas dan integritas.

Dengan semangat kolektif dan kolaborasi lintas batas, Kota Mbay Cup 2025 diharapkan menjadi tonggak baru dalam pembangunan karakter masyarakat Kota Mbay. Di lapangan bola, tak hanya gol yang dicetak tetapi juga harapan, persatuan, dan wajah masa depan kota yang inklusif.

(Red)

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id