Breaking News

Kepedulian Lingkungan di Raja Ampat Dinilai Terlalu Ringan Ekosistem Laut Terancam, Pengawasan Longgar


Raja Ampat - mgn.id. Papua Barat Daya – Di tengah gencarnya promosi wisata bahari, kawasan Raja Ampat justru menghadapi ancaman serius terhadap kelestarian lingkungan. Sejumlah aktivis lingkungan dan pemerhati konservasi menilai kepedulian pemerintah daerah dan pelaku pariwisata terhadap keberlanjutan ekosistem di kawasan ini masih terlalu ringan dan seremonial.

"Selama ini banyak program yang hanya bersifat permukaan. Kampanye bersih pantai, misalnya, sering dilakukan hanya saat ada tamu penting atau acara besar. Padahal kerusakan terumbu karang dan pencemaran plastik terus terjadi," ujar Maria Lefaan, aktivis lingkungan dari Sorong, Sabtu (7/6).

Data dari LSM lokal mencatat bahwa dalam lima tahun terakhir, setidaknya 12 persen kawasan terumbu karang di perairan Raja Ampat mengalami degradasi akibat aktivitas wisata yang tidak terkendali, termasuk pelanggaran zonasi taman laut dan pembuangan limbah dari kapal.

Meski Pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah mengeluarkan sejumlah peraturan daerah terkait perlindungan lingkungan, pengawasan di lapangan dinilai masih lemah. Banyak pelaku wisata belum menjalankan prinsip-prinsip ekowisata secara konsisten.

"Kita seharusnya menjadi contoh dunia soal pariwisata berkelanjutan, bukan sekadar tujuan foto-foto. Tapi faktanya, banyak wisatawan yang masih bebas menggunakan tabir surya berbahaya atau menyentuh karang tanpa ada edukasi atau teguran," ujar Deni Sumule, pemandu wisata senior di Waisai.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Benny Mambrasar, mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah dalam hal edukasi dan pengawasan lingkungan. “Kami tidak menutup mata. Tahun ini akan ada pelatihan ulang bagi seluruh pemandu wisata dan operator kapal. Selain itu, sistem monitoring berbasis digital akan mulai diuji coba,” ujarnya.

Namun para pengamat tetap skeptis bila tidak ada komitmen yang lebih serius, termasuk alokasi anggaran khusus untuk konservasi dan partisipasi aktif masyarakat adat yang selama ini menjadi penjaga alam Raja Ampat.

Jika dibiarkan, pesona Raja Ampat yang mendunia bisa berubah menjadi bencana ekologis yang sulit dipulihkan. Dunia menaruh harapan pada Papua, tetapi apakah Papua menaruh cukup perhatian pada alamnya sendiri?

(Red)

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id