Breaking News

Gereja Bukan Monumen, Melainkan Lokomotif Moral Bangsa


Metroglobalnews.id - Jakarta, 31 Mei 2025 — Dalam suasana penuh syukur dan refleksi, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) memperingati 75 tahun pelayanannya. Dalam sambutannya, Ketua Umum PGI menegaskan bahwa momentum ini bukan sekadar perayaan usia, melainkan sebuah ziarah kebangsaan dan refleksi mendalam atas perjalanan gereja sebagai bagian dari tubuh Kristus dan bangsa Indonesia, HUT-75 PGI di Greja Kristen Indonesia Pondok Indah Jakarta, Persekutuan Greja-Greja di Indonesia Jl. Sekolah Kencana IV /TN 7 Kelurahan Pondok Pinang Kec. Kebayoran Lama Kota Administratif Jakarta Selatan Prov. DKI Jakarta 12310, Sabtu (31/05/2025).

"Hari ini kita tidak sekadar memperingati usia 75 tahun. Kita sedang membaca kisah kolektif tubuh Kristus di Indonesia – yang tercincang tapi tidak remuk, diguncang tapi tidak tumbang," tegasnya di hadapan para hadirin dari berbagai latar belakang iman, mitra internasional, dan perwakilan pemerintah.

PGI sebagai Rumah Bersama bagi Semua Ciptaan

Acara ini turut dihadiri perwakilan dari berbagai agama dan kepercayaan, termasuk dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Hindu, Buddha, Konghucu, penghayat kepercayaan, dan komunitas lintas iman lainnya. Hal ini mencerminkan bahwa PGI bukan hanya rumah bagi aliran-aliran Kristen, tapi juga rumah bersama semesta — tempat semua ciptaan dirayakan dalam semangat solidaritas dan persaudaraan.

"Kemajemukan bukan ancaman. Ia adalah anugerah yang memperkaya etos oikoumene kita," ungkap Ketua Umum PGI.

Iman yang Bertindak: Kritik terhadap Intoleransi dan Ketidakadilan

Ketua Umum PGI secara lugas menyuarakan keprihatinan atas berbagai tantangan kebangsaan hari ini, mulai dari intoleransi, ketimpangan sosial, hingga kerusakan lingkungan. Ia menyinggung kasus tragis seorang anak SD yang meninggal akibat kekerasan bernuansa SARA, sebagai bukti bahwa intoleransi telah menyusup hingga ke ruang-ruang paling rentan.

"Kalau anak-anak kita telah terpapar ekosistem intoleransi, maka imajinasi kebangsaan seperti apa yang akan tumbuh dalam benak mereka?" tanyanya retoris.

Ia juga menegaskan bahwa gereja tak bisa hanya menjadi museum kenangan rohani, tetapi harus menjadi laboratorium masa depan, yang berpikir keras, bekerja nyata, berpihak, dan terbuka.


Gereja yang Berbuat-Indonesia


PGI ditegaskan sebagai bagian utuh dari bangsa ini — bukan entitas yang mengasingkan diri. Gereja-gereja Indonesia, menurutnya, harus selalu "Berbuat-Indonesia": hadir, berakar, dan bertumbuh dalam dialektika nilai-nilai Injil dan kebangsaan.

"Kita adalah perahu iman yang terus mendayung melawan arus eksklusivisme dan teologi yang lupa bahwa Allah berjalan bersama para korban sejarah," ujarnya penuh semangat.

Kecil tapi Elegan: Perayaan yang Merakyat

Meskipun awalnya dirancang sebagai acara besar dengan kehadiran 15.000–20.000 orang, perayaan HUT ke-75 PGI disederhanakan menjadi rangkaian kegiatan sosial dan lingkungan yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Ketua panitia menekankan bahwa PGI memilih untuk bersolider dengan kondisi bangsa yang tengah menghadapi tekanan ekonomi.

"Kami perbanyak aksi sosial dan lingkungan. Perayaannya kecil, tapi elegan," ucapnya, disambut tepuk tangan hangat.

Acara ini juga didukung oleh berbagai mitra jejaring seperti Benang Biru, kurikulum lingkungan, dan gereja-gereja dari berbagai wilayah Indonesia.

Penutup: Gereja yang Bertumbuh dalam Solidaritas

Sebagai penutup, Ketua Umum PGI menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh panitia, mitra, dan semua pihak yang hadir dan mendukung perayaan ini. Ia menegaskan harapannya agar gereja menjadi: Gereja yang berpihak, bukan netral; Gereja yang terbuka, bukan tertutup; Gereja yang berpikir dan bekerja, bukan hanya berbicara; Gereja yang merayakan perbedaan sebagai berkat, bukan ancaman.

"Dunia terlalu rapuh untuk dijaga sendiri dan terlalu luas untuk didiami dengan kebencian. Mari kita terus jaga kerja sama lintas iman, dialog dengan negara, dan solidaritas internasional," pungkasnya dengan pantun yang hanga

Selamat merayakan HUT ke-75 PGI — semoga persekutuan ini terus menjadi terang dan garam bagi bangsa,

menjadi gereja yang tangguh, relevan, dan berpihak bagi kemanusiaan.

Tuhan memberkati kita semua,dengan kasih, hikmat, dan kekuatan baru untuk berjalan bersama menuju Indonesia yang adil, damai, dan sejahtera.


Reporter : Suwidodo

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id