Oleh: Hamid Nabhan
Bing Slamet adalah Seniman Indonesia yang serba bisa ia pandai bernyanyi, melawak, dan berakting. Lahir di Cilegon, Banten pada tanggal 27 September 1927 dengan nama asli Ahmad Syech Albar, lahir dari pasangan Entik Ahmad Albar dan Nyi Mas Khatijah. Ia belajar seni sejak remaja dan hidup berpindah-pindah dengan mengabdi pada seni yang bertujuan untuk kemanusiaan. Tampaknya seni menjadi pilihan hidupnya, walaupun orang tuanya mengharap putranya kelak menjadi dokter atau pun Insinyur, tapi pilihan Bing Slamet bulat ia ingin mengabdi untuk seni.
Pada saat remaja ia pernah ditangkap tentara Jepang maupun Belanda tapi segera dilepaskan karena ia berstatus sebagai Seniman. Pada tahun 1939 ketika ia berusia 12 tahun Bing Slamet ikut mendukung Orkes Terang Bulan pimpinan Husain Kasimun, dari sini bakat seninya yang luar biasa mulai terlihat dan pada tahun 1944 Bing bergabung dengan kelompok teater Pantja Warna.
Tahun 1950 ia mulai memasuki dunia sinema, berbagai peran ia lakoni baik itu peran sebagai pengamen, dokter, komedian, militer, bahkan sebagai tokoh antagonis. Antara tahun 1950 sampai 1952 Bing Slamet aktif di dinas Angkatan Laut Surabaya dan Jakarta. Tahun 1953 usaha kerasnya berhasil setelah ia merengkuh gelar bintang pelawak dan dua tahun kemudian ia mendapat gelar Bintang Radio.
Ia menggunakan nama panggung 'Bing' karena kekagumannya dengan Bing Crosby penyanyi dan aktor legendaris asal Amerika, nama Bing Crosby sangat menginspirasinya sehingga gaya penampilan, bahkan suaranya pun ia tiru.
Namanya mulai berkibar ketika pada tahun 1963 ia bergabung dengan group musik Eka Sapta bersama Ireng Maulana, Benny Mustapha, Idris Sardi, Yamin Wijaya, dan Itje Kumaunang. Kehebatan Bing Slamet adalah ia mampu membagi konsentrasi antara bermain musik, menyanyi, menciptakan lagu, melawak, dan main film layar lebar, ada sekitar 20 film layar lebar yang dibintanginya mulai dari film hitam putih sampai berwarna, judul-judul film yang dibintanginya antara lain adalah Tiga Buronan, Amor dan Humor, Bing Slamet Setan Jalanan, Ambisi, Bing Slamet Dukun Palsu, Bing Slamet Koboy Cengeng dan lain-lain.
Bing Slamet tercatat beberapa kali membentuk group lawak di era 50-an sampai era 70-an diantaranya Trio Los Gilos, Trio SAE, EBI dan yang paling populer dan bertahan lama adalah Kwartet Jaya bersama Ateng, Iskak, dan Edy Soed.
Bing Slamet meninggal pada Selasa, 17 Desember 1974 setelah berjuang melawan penyakit liever yang dideritanya selama 7 bulan. Saat wafat iring-iringan pelayatnya mencapai 4 km. Sejumlah nama beken pernah diorbitkannya seperti Titiek Puspa, Kris Biantoro, dan Benyamin Sueb.
Untuk dedikasinya di bidang seni Bing Slamet sering mendapat penghargaan, diantaranya penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada tanggal 10 Juni 1972. Pada tahun 2003 Bing Slamet memperoleh anugerah tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma di istana negara. Pada tahun 2008 diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari immortals 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa dan pada tahun 2018 menerima anugerah Musik Indonesia Legend Award.
Social Header