Breaking News

Saleh Sungkar Pejuang Kemerdekaan Dari Lombok

Oleh: Hamid Nabhan

    Saleh bin Ahmad Abdullah Sungkar atau lebih dikenal sebagai Saleh Sungkar lahir di Lombok pada tahun 1920, dari keluarga terpandang, ayahnya adalah kapiten Arab yang tinggal di Ampenan yang bernama Syeikh Ahmad bin Abdullah Sungkar.

   Saleh Sungkar sempat menyelesaikan sekolah di H.I.S di Mataram Lombok kemudian melanjutkan studinya di Solo dan juga di taman Madya Yogyakarta. Di masa masa sekolah inilah karakter Saleh Sungkar terbangun dan jiwa perjuangannya ditempa. Hal itu yang membuat Saleh Sungkar menjadi seorang aktor pergerakan.

   Gerakannya Dimulai pada tahun 1945 ketika saleh Sungkar kembali ke kampung halamannya di Ampenan Lombok Saleh Sungkar membentuk Persatuan Arab Indonesia (PAI) dan melalui PAI inilah Saleh Sungkar memimpin pergerakan nasional, bersama dua teman yang juga tokoh keturunan Arab yang berasal dari Jawa yaitu Sayid Al-Jufri dan Sayid Umar Mulahela.

   Boleh dikata saleh Sungkar menjadi tokoh terdepan dalam perang menghadapi Agresi militer sekutu yang pertama, ada dua gelombang pendaratan tentara Belanda di Lombok, yang pertama pada tanggal 30 November 1945 dan yang kedua pada tanggal 18 Maret 1946, pada tanggal 27 Maret 1946 pasukan Belanda yang lain mendarat di Lembar dan mendapat perlawanan yang sengit dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) Saleh Sungkar juga berperan turut membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) tersebut. Dimasa kolonialisme ini dan khususnya di Lombok, Saleh Sungkar tercatat sebagai salah satu paderi yang gagah dan berani dalam memimpin rakyat kecil melawan agresi militer Belanda.

   Penguasa Belanda pada masa itu ingin membuat Indonesia terbagi-bagi menjadi negara federal atau Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Saleh Sungkar berjuang menolak terbentuknya RIS, dengan melakukan perlawanan atas terbentuknya Negara Indonesia Timur (NIT) yang menjadi bagian dari RIS.

Saleh Sungkar menyadari bahwa negeri ini hanya bisa dibangun melalui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saleh Sungkar pernah bertemu bung Karno di Surabaya. Pada masa itu berbagai kelompok atau persatuan yang berbau primordial (kesukuan atau kesamaan latar belakang etnis atau wilayah) di lebur oleh bung Karno menjadi suatu gerakan nasionalis kebangsaan.

   Saleh Sungkar kemudian memilih berjuang melalui partai politik yang dulu dibangunnya yaitu PAI (Persatuan Arab Indonesia). Dia kemudian mendirikan Persatuan Ummat Islam Lombok (PUIL) bersama Maulana Syekh TGKH Zainuddin Abdul Madjid dan kemudian Saleh Sungkar menjadi tokoh Masyumi, yang kelak mengantarkannya menjadi ketua DPRD daerah Lombok dimasa NIT hingga diperlakukannya UUDS tahun 1950.

   Sekitar tahun 1940 masyarakat Lombok menderita kelaparan yang sangat berat, rakyat dibayang bayangi kematian akibat kelaparan. Saleh Sungkar yang dijadikan pemimpin saat itu tidak berdiam diri. Dia mengeluarkan maklumat, bahwa segala bentuk hasil pertanian boleh dikirim keluar Lombok kecuali beras, ubi, jagung, dan kedelai maklumat ini mendapat tantangan dari para pedagang yang tidak mau rugi dan ingin mendapatkan untung, tapi Saleh Sungkar mendapat dukungan penuh dari para petani yang dipimpinnya. Tak satupun petani yang mau mengirimkan beras dan kebutuhan pokok keluar Lombok. 

   Saleh Sungkar dikenal sebagai tokoh yang merakyat, yang berani menyuarakan kepentingan rakyat kecil yang tertindas namun dia tidak disukai oleh kelompok masyarakat Lombok yang merasa dirugikan, sehingga pada tahun 1952 Saleh Sungkar diculik dan dibunuh dilokasi yang jauh dari kota Ampenan. Betul betul tragis, seorang pejuang rakyat tewas di tangan rakyat sendiri.

   Kisah perjuangan Saleh Sungkar sampai saat ini masih hidup di sanubari masyarakat Lombok, makamnya terletak disebuah dusun yang diabadikan dari namanya Dusun Saleh Sungkar, dusun ini terletak di Lombok timur tepatnya di Desa Labuan Lombok, kecamatan Pringgabaya. Sampai saat ini makamnya dirawat dengan baik oleh warga. Di samping dijadikan nama dusun namanya juga diabadikan menjadi nama jalan di Ampenan. Saleh Sungkar tidak saja pemimpin bagi kaumnya karena Saleh Sungkar juga dikenal sebagai pemuka agama.

(Red)

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id