Oleh: Hamid Nabhan
Muhammad Salim Barmen pria kelahiran 6 Juni 1935 yang lebih populer dengan panggilan Bang Moh, namanya tidak bisa dipisah dengan dunia sepakbola, karena ia merupakan tokoh persepakbolaan Surabaya dan Nasional.
Pada suatu sore, disaat kompetisi Galatama (Liga Sepakbola Utama) sedang berkompetisi saya pernah diajak Bang Moh untuk menonton salah satu pertandingan di lapangan Tambak Sari Surabaya. Babak pertama sebelum pertandingan usai, Bang Moh tampak sedikit kesal dan mengomel dengan bahasa Jawa Suroboyoan, Bang Moh mengatakan "wah iki ndak bener, aku ndak iso dibujuki, aku 35 taon urip nok lapangan, iki permainan wes diatur". (Wah ini tidak benar, saya tidak bisa dibohongi, saya 35 tahun hidup di lapangan, ini permainan sudah diatur). Tiba-tiba Bang Moh berdiri lalu pulang.
Bang Moh Barmen sebagai pelatih sangat menjunjung fair play. Tokoh bola yang terkenal dengan pernyataan kontroversial, ia mempopulerkan istilah pertandingan dengan sebutan P4 kompak.
Istilah P4 (Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila) yang di zaman Orde Baru menjadi kewajiban untuk melakukan penataran, yang diplesetkan menjadi P4 kompak (Pemain, Pelatih, Pengadil, dan Penjudi kompak). Disuatu kesempatan Bang Moh pernah mengatakan "Membina sepakbola itu harus tulus, ikhlas, dan tanpa pamrih. Jangan hidup dari sepakbola, tapi bagaimana caranya menghidupi sepakbola".
Selama puluhan tahun Bang Moh dengan sabar menghidupi klub Assyabaab (klub anggota PSSI Surabaya), klub binaannya yang merupakan salah satu klub sepakbola tertua di Indonesia. Dan Bang Moh sangat konsisten dalam melakukan pembinaan pemain-pemain muda di Assyabaab, banyak dari binaannya yang menjadi pemain hebat yang memperkuat kesebelasan Indonesia. Selain pembina Assyabaab Bang Moh juga pernah menjadi asisten manajer Persebaya, ia merupakan tokoh panutan dan juga sebagai guru bagi semua tokoh Persebaya. Bang Moh dikenal juga sebagai motifator ulung dan sangat pandai membangkitkan semangat para pemain yang bertanding.
Dalam perjalanan kariernya Bang Moh pernah menerima penghargaan sebagai tokoh sepakbola nasional oleh SIWO-PWI Jaya tahun 74. Ia juga dinobatkan menjadi pembina olahraga terbaik oleh SIWO-PWI Jawa Timur tahun 2005. Bang Moh dikenal sebagai sosok senior di pentas sepakbola Indonesia, sosok yang disegani serta dihormati di tanah air. Dari tangan dinginnya, ia telah melahirkan banyak pemain bola yang mewarnai persepakbolaan di tanah air.
Pada hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 76 tepatnya hari selasa 17 Agustus 2021, sekitar pukul 9.30 WIB Bang Moh menghembuskan nafas yang terakhir di kediamannya di Ampel Melati, Surabaya, dalam usia 86 tahun.
(Red)
Dunia sepakbola di tanah air kehilangan tokoh yang jujur yang selalu menegakkan fair play dalam pertandingan sepakbola.
Social Header