Oleh: Hamid Nabhan
Patung Sphinx adalah patung monumental yang paling terkenal di dunia, patung ini terletak di Giza, di tepi barat sungai Nil, Mesir, merupakan patung monolitik terbesar di dunia kuno. Patung yang berwujud singa berkepala manusia dan bersayap elang, yang konon dipercaya sebagai penjaga makam, merupakan representasi mahluk perkasa, simbol pantang menyerah dan juga simbol dewa matahari.
Sphinx mempunyai ukuran panjang 73 meter dan tinggi 20 meter, patung ini ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia oleh UNESCO. Sphinx terbuat dari batu kapur yang menghadap lurus ke arah timur. Sphinx diperkirakan berusia sekitar 4.500 tahun dibangun untuk raja Khafree yang hidup sekitar tahun 2603-2578 SM. Tujuan pasti pembangunannya masih diperdebatkan, tetapi kemungkinan besar dikaitkan dengan dewa matahari Ra atau dewa Horus.
Patung Sphinx penuh dengan teka-teki bahkan seorang ilmuwan dan antropolog Inggris Gregory Bateson (1904-1980) pernah mengatakan "Untuk teka-teki Sphinx inilah saya mengabadikan lima puluh tahun kehidupan profesional saya sebagai antropolog".
Tidak ada yang tahu pasti bagaimana hidung Sphinx ini hilang, salah satu teori yang mengatakan hilangnya hidung Sphinx ini karena Napoleon Bonaparte yang saat itu menduduki Mesir untuk memerintahkan pasukannya untuk menembakkan meriamnya ke arah patung Sphinx saat pertempuran pada tahun 1798 tapi teori ini terbantahkan dengan ilustrasi yang dibuat oleh Frederick Louis Norden pada karyanya yang berjudul 'Travel in Egypt and Nubia' pada tahun 1755 ilustrasi ini menunjukkan bahwa ikon piramid tersebut sudah tanpa hidung.
Tidak satupun teori yang dipaparkan dapat membuktikan sebab hilangnya hidung Sphinx ini, namun banyak ahli meyakini hilangnya hidung Sphinx karena ulah manusia, bisa jadi hidung Sphinx dirusak oleh palu atau pahat. Hilangnya Hidung Sphinx akan tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan sampai sekarang.
Dari abad ke abad Sphinx tak habis-habisnya menjadi bahan cerita, seorang penyair asal Perancis Charles Baudelaire (1821-1867) mengatakan "Sambil mengantuk, mereka mengambil sikap mulia bagaikan seekor Sphinx besar, yang di tanah gurun, selalu tidur, memimpikan mimpi yang tak ada habisnya".
Social Header