Breaking News

Garis-Garis Imajinatif Hamid Nabhan

 


Oleh: Amran Ekoprawoto

Pelukis adalah seorang pemimpi atas ide tentang sesuatu yang tiada menjadi ada, yang tersamar menjadi nyata, yang abstrak menjadi realitas.
Karya lukisan lahir dari endapan yang berproses dari satu masa ke masa lainnya, kemudian terakumulasi yang diekspresikan melalui ungkapan dan sapuan garis-garis, bentuk dan bidang. Dalam proses penciptaan, elemen garis merupakan unsur utama dalam mentransformasikan ungkapan ide untuk melahirkan sebuah karya.

Garis memiliki kefungsian untuk memunculkan identitas dari sebuah ungkapan, dengan garis mampu menunjukkan keberadaan bentuk obyek atau sosok figure. Yang secara intesitas justru berfungsi sebagai alat dari wujud rupa. Seni sebagai penjabaran manifestasi jiwa erat hubungannya dengan berbagai faktor kondisi dan situasi. Dalam sketsa adanya interaksi komunikasi yang membangun imajinasi dalam mengeksplorasi bentuk. Torehan pena, kuas mengakomodasi berbagai peristiwa, kegiatan yang terungkap secara spontan dan imajinatif. Dalam ungkapan terdalam dari obyek dan pengamatan, serta empati atas penghayatannya, yang lebih mengutamakan ekspresi, kesan sehingga pengungkapannya terkesan sederhana dengan garis yang mewakili obyeknya.
Obyek pada hakikatnya merupakan ungkapan rangsangan kreativitas dalam proses penciptaan. Hal mana bahwa lingkungan bagi kehidupan manusia adalah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Manusia, alam dan lingkungan adalah satu kesatuan dalam hidup dan kehidupan ini.

Kepekaan intuisi – rasa dalam bahasa rupa memiliki kebebasan dalam membangkitkan pesona yang secara visual menunjukkan kendali ekspresi. Pemaknaan persepsi mencerminkan kekuatan yang mampu membangkitkan energi berupa dorongan dalam mengungkapkan ide – gagasan.

Hamid Nabhan dalam karya-karyanya mengungkapkan dan menyiratkan imajinatif dalam daya fantastiknya kehidupan pepohonan, dengan ungkapan garis-garisnya melalui media cat air, cat minyak, maupun dengan teknik kolase.
Garis-garis yang meliuk-liuk menjulur ke atas, menyiratkan gerak dinamika pepohonan yang terus bergerak, pepohonan Randu dengan cabang yang horizontal seakan mengembangkan sayap ingin menaungi makhluk yang ada di bumi ini termasuk manusia.

Pepohonan yang berjajar dalam hamparan luas menyiratkan sebuah harapan bagi kehidupan. Dedaunan ilalang yang terhampar diantara pepohonan itu bergerak seakan menari-nari yang diiringi desiran sepoinya angin, sungguh sangat mempesona, indah, dan menyiratkan kedinamisasian, kedamaian, dan ketentraman jiwa, serta mentari yang menyiratkan atas kebesaran dari keagungan Sang Pencipta Alam Semesta.
Pewarnaaan yang memberikan gambaran tentang kesuburan dalam kehidupan alam semesta, untuk itu harus dipelihara, dirawat, dijaga, dan dimanfaatkan yang diperuntukkan bagi kesejahteraan ummat manusia.

Alam jagat ini demikian luasnya, tetapi keserakahan manusia menjadikan alam ini kecil, sebab ketamakan melekat pada hati. Dan hati adalah alam – dunia yang kecil perlu mengasah dengan nilai rasa dan rasa kesyukuran yang dijabarkan dalam kehidupan ini.
Hamid Nabhan bertutur: Manusia sebagian dari alam berdialog dengan alam, sebagai sesama makhluk kognitif dan bukanlah mendominasi dan mengeksplotasi alam. Karena keberadaan manusia dan alam adalah mata rantai kehidupan, sehingga adanya keseimbangan kehidupan ini. Tetapi dalam kenyataan, manusia tamak dan serakah. Dan manusia pada hakekatna makhluk ekologis yang tidak dapat hidup dan berkembang menjadi manusia seutuhnya tanpa alam dan tanpa air.
Garis-garis Hamid Nabhan yang sederhana dengan penekanan kekuatan warnanya, memberi penajaman rasa dan intuisi serta komunikasi dari kedekatan obyek secara emosional. Penyederhanaan bentuk memiliki aspek kehidupan ekspresi yang terungkap dalam guratan warna. Melalui goresan pohon-pohon yang imajinatif, bahkan pula garis-garisnya terkesan satir sebagai sebuah reaksi dan aksinya terhadap lingkunga alam. Hamid menyampaikan pesan bahwa betapa pentingnya pepohonan bagi kelangsungan kehidupan manusia. Reponsif Hamid Nabhan sebagai sosok pelukis, menguatkan keberadaannya sebagai seorang aktivis pecinta lingkungan.
Tentunya apa yang disampaikan dalam proses penciptaan mendorong untuk menyampaikan pemaknaan dengan simbolik serta sebagai media ekspresi. Perwujudan ungkapan rupa memiliki keterikatan dengan citra kesadaran untuk memberi, memahami makna simbolik terhadap berbagai komunikasi dan interaksi dengan berbagai pengembangan imajinasi, abstraksi, intelegensi, fantasi akan makna dari spiritualitas.
Terobosan-terobosan kreatif dalam kekuatan simbolis memberi kedalaman nilai spiritual dan pendalaman ungkapan visual, sehingga mampu menciptakan dialog.

Kebebasan berimajinasi, menunjukkan identitas manusia, di tengah pergeseran dan perubahan untuk kemudian mampu mencari dan menemukan unsur-unsur estetis. Orientasi penciptaan seni untuk menampilkan dan mengembangkan makna hakiki dari keberadaan dan kediriannya.
Wilayah pengembangan imajinasi merupakan ruang yang terbuka bagi seniman dalam memasuki penjelajahan kreativitas dan wacana komunikasi dan menempatkan unsur simbolisme esensi, estetika kepada ke dalam jiwa.
Hamid mampu mencermati situasi untuk membangun opini dan melebur menjadi empati. Pengalaman dan ras empatinya terhadap obyek terjadinya dialog serta menjadi pengalaman peristiwa kreativitas dengan bahasa garis. Garis yang mewakili dirinya sebagai ungkapan ekspresi, ungkapan pengalaman emosinya.
Proses penciptaan karya seni memiliki dimensi-dimensi penghayatan yang dijadikan transformasi dari lintasan ide-gagasan, yang mengungkapkan sebuah pemaknaan.
Karya seni pada hakikatnya merupakan ungkapan proses penciptaan kreatif yang memiliki kesadaran pemaknaan dalam nilai ekspresi yang diwujudkan dalam bentuk simbolik ataupun dalam wujud bentuk visual.

(*) Pemerhati seni rupa, tinggal dan menetap di Bogor
Maret 2015

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id