Breaking News

Gabrielle Ferrand, Seniman Perancis yang Dihormati Sultan Jawa


Oleh: Hamid Nabhan 

Gabrielle Ferrand seorang seniman berasal dari Perancis yang lahir di kota Bordeaux pada tanggal 12 Agustus 1887. Gabrile adalah seorang pelukis wanita dan sekaligus seorang pelukis Perancis pertama yang mengunjungi pulau Jawa dan Bali serta menetap di Hindia Belanda sejak tahun 1922 sampai tahun 1925.

    Jiwa petualangannya terlihat sejak masa mudanya, Gabrielle sering berpergian menjelajah wilaya Perancis, Spanyol, Swiss dan Belgia. Gabrielle mempunyai impian untuk berpetualangan ke daerah tropis, baginya daerah tropis mempunyai daya tarik yang sangat kuat, Gabrielle memimpikan untuk melukis di alam tropis yang kaya akan sinar matahari serta pohon pohon kelapa yang melambai.

Impian Gabrielle terwujud ketika ia berusia 35 tahun tepatnya di tahun 1922 dengan menumpang kapal dagang Belanda dari Marseilles ia menuju pulau Jawa dan di dalam kapal Gabrielle menjadi satu satunya penumpang Wanita Perancis “the only French woman”, seperti apa yang ditulis Le Petit Journal pada tahun 1927.

    Gabrielle hanya sedikit menguasai bahasa Belanda dan juga belajar bahasa Melayu sebagai bekal yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan penduduk setempat.

Gabrielle menulis dalam catatannya tentang alam pulau Jawa yang telah lama diangannya “Sinar matahari bercahaya seperti emas, nyanyian nyiur melambai menggelorakan kebahagiaan alam, dan birunya air laut memantulkan keindahan tanpa batas”, selama dua tahun pengembaraannya di pulau Jawa Gabrielle Ferrand sering disambut orang orang penting seperti Sultan dan gubernur disamping juga penduduk setempat. Gabrielle juga terkesan pada pertunjukan teater di kediaman Sultan Yogyakarta, dimana tema cerita dari pementasan diambil dari kisah Mahabrata dan Ramayana

   Selama di pulau Jawa Gabrielle selalu merekam perjalanannya lewat pensil dan kuasnya juga melalui foto yang dibuatnya.

Gabrielle menangkap karakter serta kehidupan sehari hari masyarakat setempat, wajah wajah yang lugu dengan kulit kecoklatan, gadis gadis yang bertelanjang dada, desa desa yang terlihat asing dan menarik baginya, sawah sawah dengan latar belakang gunung serta gubuk gubuk yang mempunyai pesona tersendiri di mata Gabrielle.

   Gabrielle sangat menyukai tarian di Jawa, pengalaman pengalaman yang dilalui Gabrielle terasa terbayar dengan apa yang telah di impikan olehnya.

   Dalam karya karya lukisnya Gabrielle banyak menggunakan kombinasi warna yang lembut serta teknik yang digunakan dalam media oil dan cat airnya sangat beragam, kadang Gabrielle memakai teknik Pointilisme dalam menggambar bayangan bulan.

Di zaman itu tak banyak wanita Perancis yang berani memutuskan untuk pergi ke daerah yang jauh, yang tak banyak orang kenal dan Gabrielle telah melakukannya. Dengan kecermatan dan ketelitian Ia mengabadikannya dalam karya karya seni yang penuh pesona.

   Di tahun 1925 sebelum kembali ke Eropa Gabrielle sempat mengadakan pameran hasil karya dari pengembaraanya di Batavia (Jakarta). Di tahun yang sama Ia menggelar pameran di Reitlinger Galeri di Perancis.

    Pada tahun 1978 Gabrielle Ferrand menerima penghargaan medali perak dari Academie Francaise untuk menghormati kipranya di dunia seni.

    Tanggal 19 Februari 1984 Gabrielle Ferrand meninggal dunia di kota Glion Swiss.

    Gabrielle Ferrand telah memperkenalkan Hindia Belanda lewat karya karyanya, konfrensi serta artikel artikel yang ditulisnya disamping pameran pamerannya.

© Copyright 2022 - metroglobalnews.id